
Namun, sepuluh T pun belum di anggap cukup, karena untuk mencapai tataran (jenjang) untuk menguasai ilmu pengetahuan subjektif (ngelmu) maka harus ditambah satu T, yakni tirakat, laku prihatin.
Dikatakan " ngelmu iku, kelakone kanti laku" maksudnya ilmu itu agar bisa merasuk kejiwa harus dilakukan.
Berkaitan denggan satu T, tirakat bisa dilakukan oleh seseorang dengan cara:
- Mesubudi, maksudnya membersihkan pekerti, kelakuan atau tingkah laku dengan mengekang hawa nafsu dari semua sifat-sifat yang kurang baik.
- Mesuraga, maksudnya membersihkan badan dari kotoran segala unsur negatif.
Melakukan keduanya bisa dengan cara mengurangi makan, minum, tidur, mengendalikan segala nafsu lahir maupun batin, serta meningkatkan kualitas Iman dan Takwa kepada Allah SWT. Itu semua di tempuh untuk: HAMEMASAH, HAMEMASUH TAJEMEMG QOLBU (mengasuh, mensucikan ketajaman hati), agar dapat mencapai KAWASKITANING CIPTA (intelegensi hati, batin dan ruh).
Sekarang dalam perspektif ilmiyah, Ilmu itu mengetahui, mengetahui sesuai keadaanya, dengan kata lain mengetahui sesuai kenyataanya, ilmu sangatlah esensial bagi seseorang, sebab ilmu akan membedakan satu sama yang lainya.
Menempuh jalan dalam menuntut ilmu, bisa diartikan secara harfiah, yaitu jalan menuju media-media pendidikan (belajar) dari orang-orang yang berkompeten di dunia pendidikan, sadangkan secara maknawiah, yaitu sebagai suatu metode atau sistem untuk menggali ilmu pengetahuan, seperti metode menghafal atau mudzakarah (diskusi). "Allah akan memudahkan menuju jalan surga" pengertianya, Allah akan memberi kemudahan untuk setiap individu menuntut ilmu. Dengan berbekal ilmu pengetauan itu dapat membimbingnya meniti jalan menuju surgawi, sebagaimana orang salaf berujar, "Jika diantara kamu ada yang menuntut ilmu, maka Allah akan menolong dan memudahkanya".
قل هل يستوي الذين يعلمون والذين لا يعلمون إنما يتذكّر أولو الألباب
Oranng yang berilmu akan melakukan sesuatu sesui dengan pengetahuanya, orang yang memiliki ilmu akan di angkat derajatnya, itulah ganjaran yang akan diterima, sesuai firman tuhan dalam suratal-Mujadalah ayat sebelas. Diriwayatkan dari imam Moslem, nabi Muhammad dalam sabda beliau "Barang siapa menempuh suatu jalan (metode atau cara) untuk menuntut ilmu pengetahuan, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju sorga" Menempuh jalan dalam menuntut ilmu, bisa diartikan secara harfiah, yaitu jalan menuju media-media pendidikan (belajar) dari orang-orang yang berkompeten di dunia pendidikan, sadangkan secara maknawiah, yaitu sebagai suatu metode atau sistem untuk menggali ilmu pengetahuan, seperti metode menghafal atau mudzakarah (diskusi). "Allah akan memudahkan menuju jalan surga" pengertianya, Allah akan memberi kemudahan untuk setiap individu menuntut ilmu. Dengan berbekal ilmu pengetauan itu dapat membimbingnya meniti jalan menuju surgawi, sebagaimana orang salaf berujar, "Jika diantara kamu ada yang menuntut ilmu, maka Allah akan menolong dan memudahkanya".
0 comments:
Post a Comment